Ketura Done, Pendamping Distrik Yendidori saat berbincang dengan Ketua TPKK |
Biak- Salah satu aspek yang difokuskan dalam program Respek ke kampong-kampung di Papua adalah terkait dengan program simpan pinjam perempuan ( spp ), tetapi sepertinya prosedur spp ini belum dipahami secara baik oleh ibu-ibu di kampong.
Kondisi ini menjadi dilema bagi para pendamping, pada satu sisi mereka ingin prosedur spp ini dijalankan dengan baik, dimana 15 persen dari dana Rp 100 juta dipakai oleh ibu-ibu di kampong dengan cara pinjam, lalu mengembalikan untuk selanjutnya dialihkan lagi kepada ibu-ibu lainnya, tetapi proses ini tidak jalan. Justru dana 15 persen ini dipakai habis tanpa pengembalian, sehingga ibu-ibu yang tidak dapat, menjadi kesal dan memarahi pendamping.
“ Kami sudah menjelaskan prosedur itu dengan sangat baik, dan semua ibu-ibu menyepakatinya, tetapi ketika dana itu diberikan, mereka pakai habis dan tidak ada pengembaliannya,” ungkap Ketura Done, pendamping Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor.
Karena itu, Ketura berharap kepada semua pihak, mulai dari aparat di tingkat kabupaten, distrik hingga kampung agar bersama-sama memberikan pemahaman kepada ibu-ibu di kampong terkait dana 15 persen untuk spp itu.
Prosedur spp ini, kata Ketura, sebenarnya memberikan pelajaran kepada ibu-ibu bagaimana cara mengatur keuangan, bagaimana berusaha dengan dana kecil, namun bisa berkesinambungan untuk membantu menjaga kondisi ekonomi keluarga tetap stabil dan memberikan manfaat bagi seluruh keluarga.( alberth yomo )
No comments:
Post a Comment