Saturday, November 3, 2012

Tonny Tesar : Kebersamaan sebagai satu rumpun yang memiliki kedekatan emosional



Bupati se-kawasan teluk Cenderawasih

Tonny Tesar
Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Tonny Tesar,S.Sos memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua Bupati se-kawasan teluk Cenderawasih yang sepakat menetapkan Kabupaten Kepulauan Yapen sebagai tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Bupati se-Kawasan Teluk Cenderawasih yang pertama.
Pertemuan ini, kata Tonny, merupakan langkah awal untuk menyamakan persepsi langkah kebersamaan sebagai satu rumpun yang memiliki kedekatan emosional, baik sebagai kedekatan kultural, budaya maupun sosial bahkan potensi alam yang sangat menjanjikan untuk diolah secara bersama demi untuk mensejahterakan masyarakat kita.
Pertemuan sekaligus konsolidasi Bupati se-kawasan teluk Cenderawasih ini mengusung thema Merintis kerjasama wilayah dalam rangkah percepatan pembangunan di kawasan teluk cenderawasih.
“Sudah saatnya sebagai bagian dari kawasan teluk Cenderawasih, kita sudah harus berpikir bagaimana membangun kawasan ini agar cepat tumbuh dan berkembang seperti wilayah lain di Indonesia,”ungkap Tonny Tesar, di graha silas papare, Jumat(2/11).
Membangun kawasan teluk Cenderawasih,kata Tonny, akan diperhadapkan pada berbagai permasalahan yang antara lain,yang pertama, belum optimalnya sumber daya manusia, baik dari kualitas maupun kuantitas dalam upaya memanfaatkan potensi sumber daya alam yang begitu besar.
kedua, keterbatasan sektor transportasi, baik transportasi  laut, udara maupun darat, sehingga kelancaran angkutan barang dan orang menjadi terhambat dan mahal.
Tiga, belum termanfaatkannya potensi pasar dan pemasaran yang ada.ke-empat, pemanfaatan hutan  produksi yang melebihi daya dukung lingkungan, sehingga mengganggu fungsi hutan lindung yang ditetapkan. Lima, terjadi konflik sosial menjadi kendala dalam pengembangan potensi budaya yang ada.
Dengan menyimak permasalahan di atas maka tentunya kita masing-masing membangun secara sendiri-sendiri dengan mempertahankan egoisme kedaerahan dengan tidak terkoordinasi secara baik, maka harapan untuk membangun masa depan akan sulit untuk dicapai.
Karena itu, Tonny mengajak semua pimpinan daerah dalam kawaasan teluk Cenderawasih untuk bersatu dan bergandengan tangan membangun kerjasama untuk maju dan berkembangnya daerah teluk Cenderawasih.
Bentuk dan mekanisme percepatan kerjasama wilayah atau daerah ini telah didukung dengan berbagai Undang-Undang dan peraturan, yang antara lain, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Papua, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan kerjasama antar  daerah yang diatur secara tegas dan jelas pada bab IX pasal 195 dan 197,  Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang kerjasama antar daerah yang diamanatkan dalam pasal 47 ayat 1 dan pasal 54 ayat 1. Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2007 tentang tata cara kerjasama daerah dan Permendagri nomor 69 tahun 2007 tentang kerjasama wilayah perkotaan.
Bertolak dari pemahaman ketentuan peraturan dan perundang-undangan tersebut, maka dasar pemikiran yang muncul adalah, bahwa pembangunan suatu daerah berpengaruh kepada daerah lain. Tetapi pengaruh yang terjadi, bisa bersifat positif, tapi juga bisa bersifat negatif. Untuk itu, dibutuhkan koordinasi antar daerah sehingga pembangunan dari setiap daerah, selain mempunyai implikasi positif menaikan biaya pembangunan, juga dapat dilakukan di berbagai tingkatan kerjasama, antara lain kerjasama perencanaan keuangan, kerjasama perencanaan pembangunan dan kerjasama pembangunan. Dengan demikian, prioritas kebijakan pembangunan kawasan yang kita rencanakan harus diarahkan untuk mengurangi ketertimpangan wilayah dengan menerapkan  5 pemikiran strategis sebagai berikut :
1. Mendorong percepatan pembangunan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh yang selama ini masih belum berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi motor penggerak bagi wilayah-wilayah tertinggal sekitarnya dan suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sangat strategis.
2. Meningkatkan keberpihakkan Pemerintah untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunan dari daerah lain.
3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktifitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antar kota.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi yang berada di wilayah Kampung dan perkotaan.
Pertemuan ini dilaksanakan karena banyak hal yang harus dibicarakan. Kita merasa mempunyai kepentingan yang sama dalam upaya mempercapat pembangunan di daerah kita masing-masing. Perlu kita sadari bahwa daerah kita tergolong daerah tertinggal. Ketertinggalan daerah ini merupakan tantangan yang harus  dicari jalan keluarnya, jika kita mempunyai harapan untuk maju seperti daerah lain untuk mengejar ketertinggalan ini perlu adanya terobosan baru yang harus diperjuangkan sebagai wujud kerjasama antar  daerah dalam bentuk program dan kegiatan yang nyata. Tetapi kita juga harus pahami bersama-sama, bahwa pertemuan pertama ini belum bisa menghasilkan suatu rencana yang kongkrit. Namun masih merupakan penyampaian gagasan atau ide yang akan dijadikan sebagai bahan diskusi lebih lanjut. terutama perlu dikaji kembali hasil kesepakatan tentang pembentukkan  atau wadah asosiasi agar pertemuan kita nanti  sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku, perlu kita rumuskan rencana yang lebih baik lagi pada pertemuan-pertemuan dalam rangka untuk memantapkan rencana kerjasama pembangunan kawasan serta mengevaluasi sejauh  mana aspirasi pemekaran daerah otonomi baru, pembentukan Provinsi Papua Tengah.
Dengan  demikian, diharapkan akhir dari pertemuan ini dapat menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai tindak lanjut guna mewujudkan cita-cita dan harapan yang mulia ini.(alberth yomo)

Bupati Biak Numfor Pimpin BKADK Teluk Cenderawasih Papua


Penandatanganan kesepakatan 4 Bupati se-wilayah Teluk Cenderawasih

Yusuf Melianus Maryen
“Saatnya Orang Saireri Bangkit dan Memperjuangkan Percepatan Pembangunan Teluk Cenderawasih”

Bupati Kabupaten Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen mengatakan, makanan lezat dan bergizi sudah terhampar di meja makan, namun jika tidak ada tindakan untuk menggerakan tangan lalu mengambilnya serta memasukkan dalam mulut, maka makanan lezat itu tak ada manfaatnya dan perut akan kosong dan terasa lapar. Jika tidak bergerak juga untuk menyentuhnya, maka tubuh semakin lemas dan akhirnya mati.
Filosofi inilah yang kemudian menggema dalam sanubari Yusuf Melianus Maryen serta putra-putri terbaik lainnya di kawasan teluk Cenderawasih dari Pulau Papua ini ( Biak Numfor, kepulauan Yapen dan Waropen ), sehingga lahirlah semangat untuk bersatu dalam suatu perkumpulan, guna membangun kawasan teluk Cenderawasih yang kaya akan sumber daya alam ini menjadi lebih maju dan setara dengan daerah lainnya di Indonesia.
Seperti baru terbangun dari tidur yang panjang, kesadaran sebagai satu suku bangsa yang memiliki kesamaan-kesamaan sejarah dalam satu wilayah teritorial yang saling berhubungan erat satu dan lainnya, baru muncul di awal tahun 2012 lalu. Berawal dari pertemuan Musrenbang khusus di kota karang panas Biak, ide untuk bersatu ini muncul, dan akhirnya baru diwujudkan pada 2 November 2012 di Kota Serui yang juga dikenal sebagai Kota Perjuangan.
Di kota perjuangan inilah, 4 Bupati ( Yusuf Melianus Maryen Bupati Biak Numfor, Tonny Tesar Bupati Kepulauan Yapen, Yesaya Buiney Bupati Waropen dan Fred Manufandu Bupati Supiori ) sebagai pemimpin daerah dalam kawasan teluk Cenderawasih Papua ini duduk bersama, menyatukan pikiran-pikiran mereka yang akan disumbangkan bagi kemajuan daerah dan masyarakat di dalam kawasan teluk Cenderawasih. Bukan hanya 4 Bupati, ternyata respon yang luar biasa juga diberikan oleh 4 pimpinan anggota DPRD dari masing-masing daerah di teluk Cenderawasih.
Pada Jumat, 2 november 2012, Graha Silas Papare menjadi saksi bisu pertemuan penting itu. Suatu pertemuan penting dari orang-orang penting yang memimpin daerah dalam kawasan ini, suatu pertemuan yang akan menentukan nasib dan masa depan rakyat dalam kawasan teluk Cenderawasih menuju kemandirian dan kesejahteraan.
Dalam pertemuan ini, ke-4 Bupati menyampaikan pikiran-pikirannya terhadap apa yang penting untuk digaris bawahi dan selanjutnya untuk diperhatikan, baik tentang perkumpulan ini maupun tentang rencana dan program dari perkumpulan ini. Tidak hanya para bupati,para pimpinan DPRD dari 4 daerah ini juga memberikan pandangan-pandangannya untuk diperhatikan, baik sebagai lembaga maupun manfaatnya bagi masyarakat di kawasan teluk Cenderawasih.
Walaupun pertemuannya singkat dan tidak membicarakan hal-hal secara detail sebagai suatu lembaga, tetapi pertemuan ini setidaknya menjadi dasar untuk melangkah melakukan hal-hal yang besar di masa mendatang untuk masyarakat di kawasan teluk Cenderawasih.
“Biarlah setengah lusin gelas, setengah lusin sendok, setengah lusin piring kita pakai untuk membangun rumah tangga ini, dan mari kita maju bersama. Kalau kita belum mulai, kapan kita akan start. Kalau kita start, kita tidak bermimpi untuk memulai dari yang besar, tetapi kita mulai dari yang kecil. Kalau kita mulai dari yang kecil maka pasti kita menggapai yang lebih besar lagi,” tegas Yusuf Melianus Maryen yang dinobatkan secara aklamasi sebagai Ketua Badan Kerjasama Antar Daerah Kawasan (BKADK) Teluk Cenderawasih periode 2012-2014.
Jika perencanaan fokus pembangunan nasional akan diarahkan ke daerah lain di luar teluk Cenderawasih, maka tanggal 2 November 2012 akan dicatat sebagai hari bersejarah bagi rakyat di kawasan teluk Cenderawasih, bahwa fokus pembangunan nasional, melalui badan yang dibentuk ini, akan diarahkan juga untuk dapat dilakukan di kawasan teluk Cenderawasih.
“Tuhan telah memberikan kepada kita Matahari untuk Ia datang pada setiap pagi, dan tidak ada orang yang dapat menyangkalnya. Apakah hari ini hujan ataukah hari ini panas, dia akan tetap datang. Dan Tuhan telah menetapkan orang pintar untuk mengatakan bahwa hari ini adalah tanggal 1 Januari dan terakhir ia akan menyatakan hari ini adalah tanggal 31 Desember, “tandas Bupati Kabupaten Biak Numfor ini.
Siklus ini, kata Maryen, akan berjalan terus, tapi cuma satu saja yang penting bagi setiap orang, yaitu bahwa segala sesuatu indah pada waktunya.  Ketika kita tahu bahwa kita sama-sama adalah orang Papua, ketika kita tahu bahwa kita sama-sama orang berbudaya Saireri di kawasan teluk Cenderawasih, maka marilah kita bersatu untuk maju bersama sebagai satu kekuatan untuk membangun kawasan kita ini. (alberth yomo)