HMS : “Ya, Persidafon bisa dikatakan Colaps(bangkrut.red), karena kami tidak bisa mempertahankan diri
pada sesuatu yang tidak mampu kami lakukan”
Jayapura- Masalah serius kini melanda Persidafon
Jayapura, bukan hanya soal gaji dan kontrak pemain yang belum terbayarkan untuk
beberapa bulan serta mogoknya sejumlah pemain pada pertandingan resmi dalam
lanjutan Liga Super Indonesia beberapa waktu lalu, tetapi yang lebih parah,
klub asal Kabupaten Jayapura ini dinyatakan bangkrut atau tidak mampu lagi
untuk membiayai dirinya sendiri menjalani kompetisi sepak bola di Indonesia Super
Liga.
“Ya, Persidafon bisa dikatakan Colaps(bangkrut.red), karena kami tidak bisa mempertahankan diri
pada sesuatu yang tidak mampu kami lakukan. Jadi, kalau hari ini ada yang
berminat untuk menangani Persidafon, silakan saja. Misalnya ada perusahaan yang
mau ambil Persidafon, silakan saja, atau semangat dari para suporter untuk
membiayai Persidafon, silakan saja. karena saya bukan pemilik Persidafon, tapi
saya hanya bantu mengurus Persidafon,” ungkap Ketua Umum Persidafon, Habel
Melkias Suwae kepada wartawan di rumah makan rempah-rempah Abepura, Sabtu(19/5)
lalu.
Tahun 2012 ini, kata HMS, tim sepak bola
profesional di Indonesia, tidak bisa dibiayai lagi oleh dana APBD, karena
dilarang oleh Menteri Dalam Negeri. Dengan demikian, Persidafon juga mengalami
hal yang sama. Sebelum ke ISL, Persidafon dibiayai oleh Pemerintah (Menggunakan
dana APBD ), sehingga bisa berjalan dengan baik dan lancar, tetapi sekarang
sudah dilarang gunakan dana APBD, untungnya ada bantuan dari Bank Papua serta
beberapa pihak lainnya, sehingga Persidafon bisa berjalan hingga saat ini.
“Kalau sebelumnya, saya bisa mengangkat Persidafon
dari Divisi I, Divisi Utama hingga masuk ke Liga Super, karena mendapat
dukungan APBD yang luar biasa. Setelah berada di ISL, Persidafon sudah tidak
bisa lagi dibiayai oleh dana APBD. Kalau sudah begitu, sekarang mau bilang sama
siapa? Kalau ada yang kemudian menyalahkan managemen, saya pikir itu keliru, karena sesungguhnya, kami sudah
berkorban banyak untuk Persidafon, tapi kami tidak dapat apa-apa, hanya
kepuasan batin,” ujar HMS.
HMS menegaskan kembali kepada para suporter dan
seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura, bahwa Persidafon bisa jalan sampai
saat ini, itu karena usaha keras dari Managemen. Karena kerja keras itu, bonus
pemain masih dibayarkan dengan lancar, hotel, makan, tiket semua ditanggung
oleh Managemen. Hanya saja untuk membiayai sesuatu yang besar , seperti gaji
dan kontrak, itu yang sedang diupayakan.
“Kami sudah mendekati PT Freeport, tapi sampai
hari ini belum ada jawaban. Kalau Persipura bisa dapat 7 Miliar dari PT.Freeport,
Persidafon sampai hari ini belum ada jawaban. Kami coba dengan pihak dari
Jakarta, mereka janji untuk membantu, tapi sampai saat ini belum ada jawaban.
Kita tidak mesti pergi mencuri duit atau mencuri APBD, jelas tidak mungkin.
Kami sedang berupaya, hanya saja belum ada jalan keluar,” jelasnya.
Karena itu, HMS menyesalkan ada pihak-pihak yang
bisanya hanya menyalahkan, padahal tidak tahu kalau selama ini managemen sudah
berusaha keras. “Kalau tuntut, apa yang bisa anda lakukan? Sekarang ini, uang
pribadi kami yang keluar untuk bayar segala macam kebutuhan pemain.” tegasnya.
Habel juga membantah kalau tidak pernah bicara
dengan para pemain, semua sudah dia bicarakan, kebetulan harapan yang diberikan
sampai saat ini belum terwujud, sehingga ia tidak sampai hati untuk bertemu
dengan para pemain, kecuali kalau apa yang sedang diperjuangkan itu sudah di
dapat, sehingga akan enak dan nyaman untuk bertemu dengan para pemain.
“Pada saat kami berjuang ini, sebenarnya kami
sedang mengikat diri dengan utang. Apakah Persidafon ini kami punya perusahaan
untuk mencari keuntungan? Sama sekali tidak. Kami sesungguhnya kerja bakti,
tidak ada yang kami dapatkan, hanya kepuasan batin.” ujarnya.
Ketika disinggung dampak pernyataan ini terhadap eksistensi
pemain dan keberlanjutan Persidafon di sisa laga ISL, HMS menegaskan bahwa
itulah kenyataan yang harus dihadapi. “Kalau pemain tidak mau, ya, terpaksa
kita berhenti. Untuk apa kita bercita-cita melakukan hal yang besar, padahal
kita sendiri tidak punya kemampuan untuk melakukan itu,” jelasnya.
Meski demikian, HMS berharap, para pemain tetap
bersabar, karena segala upaya terus dilakukan untuk mendapatkan dana guna
membayarkan gaji dan kontrak pemain serta biaya-biaya lainnya.(yom)
No comments:
Post a Comment