Walau tidak digaji beberapa bulan, Ferinando Pahabol, tetap tampil menawan saat menghadapi Persiba, di stadion Bas Youwe, Jumat (18/5). |
Jayapura- Menyaksikan
pertandingan antara Persidafon Jayapura melawan Persiba Balik Papan, ada yang
terlihat aneh dan tidak lasim dalam suatu pertandingan sepak bola bergengsi
sekelas Liga Super Indonesia,dimana tim tuan rumah hanya menyisahkan 2 pemain
cadangan, jadi total ada 13 pemain Persidafon yang turun pada laga melawan
Persiba, di stadion Bas Youwe Sentani,Jumat(18/5) kemarin.
Keadaan ini membuat para penonton
dan suporter Persidafon bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan pemain
Persidafon lainnya? Sebanyak 12 pemain utama Persidafon tidak nampak batang
hidungnya,di bangku cadangan maupun di tribun penonton, sebut saja Wanggai
bersaudara, Christian Worabay, Rasmoyo, Bejo Sugiantoro, Eric Bayemi, Frengky
Amo, Wilson Aleng, Nyon A Jam, Erdi Titaley, Isak Oagai dan Itimi Dikson.
Melihat keanehan ini, usai
menyaksikan laga Persidafon versus Persiba, suporter Persidafon melakukan aksi
protes di depan stadion Bas Youwe menuntut penjelasan Managemen.” Kami minta
managemen transparan, di mana pemain-pemain lainnya?kenapa mereka tidak
bermain? Apa yang sebenarnya terjadi dengan tim Persidafon?,” teriak
koordinator Suporter Persidafon, Wahyu, yang diikuti oleh suporter lainnya.
Setelah berorasi kurang lebih 30
menit, Sekertaris Persidafon, Alfius Demena menemui para suporter ini dan
menjelaskan tentang kondisi yang dialami tim kesayangan masyarakat di Kota
Sentani Kabupaten Jayapura ini.”Kami managemen meminta maaf yang sebesar-besarnya
kepada seluruh masyarakat di Sentani dan di seluruh pelosok Kabupaten Jayapura
terkait kondisi tim Persidafon saat ini. Jujur saja, saat ini managemen sedang
menghadapi masalah kekurangan dana, sehingga belum membayar gaji para pemain
selama beberapa bulan. Sehingga sejumlah pemain kami, melakukan mogok latihan
dan mogok bermain pada hari ini. Doakan, semoga ada pihak-pihak yang peduli,
sehingga dapat membantu managemen Persidafon keluar dari persoalan ini,” ungkap
Demena.
Demena berharap dukungan para
suporter untuk mendesak pihak swasta dan Pemerintah yang ada di Kabupaten
Jayapura, agar bersedia memberikan dukungan nyata kepada Persidafon Jayapura,
sehingga Persidafon bisa tetap eksis di Liga Super Indonesia.
Asisten Manager Persidafon, Iwan
Nasarudin mengakui hal itu, bahwa benar sejumlah pemain mogok bermain karena
tidak mendapat kepastian tentang gaji.” Kami sedang usahakan, semoga dalam
waktu satu minggu ini, dananya sudah cair, dan hak para pemain ini akan
diselesaikan. Bukan 5 bulan, tetapi 3 bulan gaji pemain tidak dibayarkan,juga
30 persen nilai kontrak belum terbayarkan” ungkap Iwan.
Iwan yang habis-habisan dengan
dana pribadi untuk membiayai segala perjalanan dan kebutuhan tim Persidafon, berharap
ada uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten dan para pengusaha di Kabupaten
Jayapura untuk membantu Persidafon, sehingga tidak semakin terpuruk.” Saya
sendiri sudah tidak mampu, saya habis-habisan dengan tim ini, jadi saya
berharap ada bantuan dari pihak lain, terutama dari Pemerintah Kabupaten
Jayapura dan para pengusaha yang ada di Kabupaten Jayapura, untuk membantu
Persidafon,” ujarnya.
Segala upaya telah dilakukan
Iwan, termasuk mencari para penyumbang dana dari luar Provinsi Papua. “Sudah
ada yang mau membantu, hanya saja terbentur masalah administrasi, sehingga
pencairannya lambat, saya berharap, minggu ini sudah dapat jawabannya,”
jelasnya. Ketika disinggung siapa penyumbang dana tersebut, dan berapa besar
dananya?Iwan tidak bersedia mengungkapkan.” Nanti setelah kami dapat, baru saya
sampaikan,” tandas Iwan.(yom)
No comments:
Post a Comment