Konfrensi Guru Tahunan dalam
kerangka pengayaan kurikulum dan pedagogi pembelajaran bagi guru-guru Papua,
terutama guru Sains, Matematika dan Bahasa Inggris, berlangsung selama 3 hari
di Sasana Krida, Kantor Gubernur,Dok II Jayapura. Pada kesempatan itu, Gubernur
Provinsi Papua, Barnabas Suebu,SH,memberikan sambutannya secara langsung,
berikut laporannya….
Laporan : Alberth Yomo
Gubernur Provinsi Papua,
Barnabas Suebu,SH mengungkapkan bahwa langkah-langkah strategis pengembangan
sumber daya manusia yang dilakukan Pemerintahannya saat ini bukanlah suatu
langkah awal dan akhir, tetapi akan berlanjut dan terus berlanjut.
“Mr. Noel, This is Not The
Beginning, This is Not The End, But This is Just The Beginning of The
Beginning,” ucap Bas Suebu ketika memberikan sambutan di hadapan perwakilan The
University of The Sunshine Coas, Australia, The Willi Toisuta & Associates
dan ratusan guru pada pembukaan Konfrensi Guru Tahunan, di sasana krida, Selasa
( 22/3 ) kemarin.
Gubernur mengatakan, bahwa
Pembangunan sumber daya manusia di Papua harus sesuai dengan perencanaan
pendidikan yang baik, agar SDM Papua memiliki kualitas, kapasitas dan
professional dalam pekerjaannya di kemudian hari.
“ Dalam hubungan itu ada 4 hal
yang sedang dan akan kita kembangkan, yang pertama dan utama dalah pendidikan
dalam keluarga. Anak-anak sejak hari pertama dalam kandungan ibunya, harus
mendapat nutrisi dan mendapat perhatian yang baik hingga hari pertama ia masuk
sekolah formal. Hanya dengan gizi dan stimulasi otak yang baik, pendidikan yang
baik, anak akan tumbuh dengan sehat dan cerdas.
Hal itu yang sedang dilakukan
melalui Respek,” ujar Bas Suebu.
Kedua, lanjutnya, adalah pemerataan kesempatan belajar bagi
semua anak Papua, di manapun dia berada, dalam keadaan apapun dia berada,
mempunyai hak untuk mendapat pendidikan yang layak. Oleh karena itu, Pemerintah
harus menyediakan fasilitas sekolah, ketersediaan guru, fasilitas sekolah
mengikuti kondisi kependudukan kita.
“Ketersebaran sekolah harus
mengikuti ketersebaran penduduk, supaya semua anak di Papua mendapat kesempatan
yang sama untuk belajar,terutama untuk program sembilan tahun. Karena di Papua
penduduk terbatas, kita harap bisa sampai sekolah umum atau sekolah
kejuruan,”tandasnya
Ketiga, kata mantan Dubes RI
untuk Meksiko dan Honduras ini, adalah pemerataan mutu, terutama pemerataan
guru yang baik dan ketersebaran guru yang baik. Guru yang ada harus di latih
dan dilatih terus.” Dalam hubungan itu, kita ada kerjasama dengan The University
of The Sunshine Coas, di mana Pemerintah Provinsi Papua telah mengirim 80 guru.
Kita akan kirim terus sampai 500, 1000, 2000 dan ribuan guru untuk menyiapkan
mutu guru lalu disebarkan di seluruh pelosok Papua agar terjadi pemerataan
pendidikan,”ungkap Bas.
Keempat, kata Bapak Respek
ini, adalah program khusus yang muncul
dari kondisi kita untuk mengejar ketertinggalan kita, yang mana disiapkan
anak-anak super cerdas, yang dimulai dengan matematika, fisika dan biologi,
juga akan diikuti oleh bidang-bidang lainnya. Dalam rangka memunuhi program
1000 doktor 10 hingga 20 tahun yang akan datang.
“200 anak sudah dikirim
belajar di Universitas-Universitas terbaik dunia dan yang ada di Indonesia, dan
akan terus meningkat setiap tahunnya,” tandas Suebu.
Untuk program khusus Distance
Learning, Pemerintah Provinsi Papua juga sudah siapkan fasilitas di semua
kampong, terdiri dari parabola, televise, radio, dan sekarang sedang di rancang
gedungnya di semua kampong untuk jadi pusat kegiatan ini. “Sudah terpasang di
1500 kampung, tahun ini akan tambah lagi menjadi 3000 titik di 3000
kampung,”jelasnya.
Bersinergi dengan Distance
Learning itu, Pemerintah Provinsi Papua kini menjalin kerjsama dengan The University of The Sunshine Coas untuk
program One Child One Laptop ( Satu Anak Satu Laptop ), di mana satu anak di
pedalaman Papua akan mendapatkan satu laptop, dan melalui laptop itulah, ia
akan belajar tentang ilmu pendidikan di Indonesia maupun ilmu pengetahuan
dunia.
“Untuk mendukung program ini,
infrastuktur pendukungnya sudah disiapkan, baik itu Bandwidsnya dan Cyber Optik
akan dipasang di Papua. Ini merupakan rangkaian persiapan untuk mendukung
program E Learning For All,” ungkap Gubernur Papua ini.
Setiap anak Papua, kata
Bas, akan mendapat kesempatan belajar
ilmu pengetahuan dunia tanpa batas, instan dan real time bagi semua anak Papua
di semua wilayah Papua.
“Kita akan melihat anak-anak
yang jauh berada di kampong-kampung terpencil, orang tuanya masih hidup dalam
keadaan telanjang, mereka akan mengakses dunia ilmu pengetahuan tanpa batas
melalui laptop itu. SDM yang kita siapkan bukan saja dalam kemajuan deret
hitung, tetapi juga kemajuan deret ukur dan sesudah itu kita lakukan lompatan
besar ( Quantum lead ) untuk kemajuan orang Papua,” jelasnya.
Kata Bas, inilah konsep
menyeluruh pengembangan SDM Papua. Dan ini bukan satu mimpi, ini sesuatu yang
biasa-biasa saja, yang bisa dikerjakan sekarang ini juga.
Pada kesempatan itu, Gubernur
Provinsi Papua, Barnabas Suebu,SH juga menyaksikan penyerahan 90 laptop tahap
pertama dari Prof. Noel Meyers mewakili The University of The Sunshine Coas,
Australia kepada Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua,
Drs.James Modouw,MM untuk selanjutnya diujicobakan pada 90 anak di sekolah-sekolah
SD yang ada di wilayah pilot projech.**
Pendidikan adalah 'basic foundation' bagi rakyat asli Papua. Pendidikan harus menjadi prioritas dan mendapatkan anggaran terbesar dalam membangun Papua
ReplyDelete